MOBIL LISTRIK : Tipe-tipe Mobil Listrik
Kendaraan listrik atau Mobil listrik atau Electric vehicles (EV) adalah moda
transportasi yang tidak memerlukan pembakaran bahan bakar langsung dan
bergantung pada energi listrik, EV berguna untuk meningkatkan efisiensi energi
sehingga berkontribusi terhadap berbagai tujuan kebijakan transportasi.
Termasuk upaya untuk meningkatkan, kualitas udara yang lebih baik, kebisingan
yang lebih sedikit dan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (IEA,
2018b).
Baca Juga:
Seva Tempat Mobil Online
Kendaraan listrik menjadi semakin umum di sektor transportasi belakangan ini.
Menurut Un-Noor, dkk (2017)
tipe-tipe mobil listrik dikategorikan menjadi 4, yaitu :
Battery Electric Vehicle (BEV)
Battery electric vehicle (BEV) adalah kendaraan listrik yang sumber energinya
untuk penggeraknya hanya berasal dari baterai. Waktu pengisian tergantung pada
konfigurasi pengisi daya, infrastruktur dan tingkat daya pengoperasian.
Keunggulan Battery electric vehicle adalah:
- Konstruksi, pengoperasian, dan kenyamanannya yang sederhana.
- Tidak menghasilkan gas rumah kaca (GRK).
- Tidak menimbulkan kebisingan dan karenanya bermanfaat bagi lingkungan.
Konfigurasi dasar pada BEV: roda digerakkan oleh motor listrik yang dijalankan
oleh baterai melalui rangkaian konverter daya yang merubah arus DC pada
baterai menjadi arus AC
Hybrid Electric Vehicle (HEV)
HEV adalah kendaraan listrik yang sumber energi untuk penggeraknya berasal
dari listrik pada baterai dan ICE. HEV menggunakan sistem propulsi listrik
ketika permintaan daya rendah. Ini adalah keuntungan besar dalam kondisi
kecepatan rendah seperti daerah perkotaan dan juga mengurangi konsumsi bahan
bakar karena mesin tetap mati selama periode idle, misalnya, kemacetan lalu
lintas. Fitur ini juga mengurangi emisi GRK. Ketika kecepatan yang lebih
tinggi dibutuhkan, HEV beralih ke ICE.
Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)
PHEV menggunakan ICE dan sumber penggerak listrik, seperti HEV, tetapi
perbedaannya adalah bahwa PHEV menggunakan tenaga listrik sebagai tenaga
penggerak utama, sehingga kendaraan ini membutuhkan kapasitas baterai yang
lebih besar daripada HEV.
PHEV mulai dalam mode "semua listrik", berjalan dengan listrik dan ketika
baterai rendah, ia meminta ICE untuk memberikan dorongan atau untuk mengisi
baterai. ICE digunakan di sini untuk memperluas jangkauan.
PHEV dapat mengisi baterai mereka langsung dari jaringan (yang tidak bisa
dilakukan HEV); mereka juga memiliki fasilitas untuk memanfaatkan pengereman
regeneratif. Kemampuan PHEV untuk hanya menggunakan listrik untuk sebagian
besar waktu menjadikan jejak karbonnya lebih kecil dari HEVs. Mereka
mengkonsumsi lebih sedikit bahan bakar juga dan dengan demikian mengurangi
biaya yang terkait.
Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV)
FCEVs juga dinamai Fuel Cell Vehicle (FCV). jantung kendaraan tipe ini adalah
sel bahan bakar yang menggunakan reaksi kimia untuk menghasilkan listrik (Yong
et al., 2015).
Hidrogen adalah bahan bakar pilihan bagi FCV untuk melakukan reaksi ini,
sehingga mereka sering disebut "kendaraan sel bahan bakar hidrogen".
FCV membawa hidrogen dalam tangki tekanan tinggi khusus, bahan lain untuk
proses pembangkit listrik adalah oksigen, yang diperolehnya dari udara yang
dihisap dari lingkungan.
Listrik yang dihasilkan dari sel bahan bakar mengalir ke motor listrik yang
menggerakkan roda. Kelebihan energi disimpan dalam sistem penyimpanan seperti
baterai atau super kapasitor.
Referensi :
1. F.H. Syamnur, 2019, KENDARAAN LISTRIK, PENERIMAAN